Suara Hati....

Hari-hari terus berlalu dengan meninggalkan begitu banyak jejak langkah kehidupan. Siang telah lama berganti dan pagi telah jauh meninggalkan malam yang tak pernah ada hujungnya. Dikehidupan ini setiap manusia menyandarkan apa yang disebutnya takdir dan nasib. Dan ditangan takdir banyak manusia yang mengalah karena didalamnya tergurat nasib setiap manusia yang mencoba menjalani kehidupan ini. Mungkinkan aku termasuk salah satu dari sekian insan yang telah mengalami kekalahan dan kegagalan yang sangat dalam perjalanan hidupku yang panjang? Ataukah semua itu hanyalah bayangan hampa yang tak pernah mempunyai makna sama sekali.
Apapun semua yang sedang terjadi, satu hal yang masih sampai saat ini aku hadapi, bahwa aku masih
berada dalam kebimbangan dan kebingungan dalam usahaku untuk bisa mengarungi kehidupan ini sebaik mungkin. Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan mencapai semua hal yang terindah dalam hidupku, perlahan mulai retak dan berpencar entah kemana. Sedikit sekali sisa-sisa pecahan asa yang selama ini kubangun, masih bisa kulihat. Berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus peristiwa yang terjadi datang silih berganti. Semuanya memberikan sebuah pemahaman yang berbeda setiap kali mereka singgah. Ada yang datang dan pergi dengan begitu cepatnya, ada pula yang datang dan pergi dengan sabar dan santai namun begitu pasti.

Kawan.... Seandainya bisa kalian rasakan betapa penderitaan dan kesedihan yang sedang kualami saat ini. Begitu dalam dan perih luka yang telah ditorehkan takdir terhadap garis nasibku. Begitu dalam belati penderitaan yang ditusukan takdir kedalam lambung hidupku. Membuatku harus terkapar bersimbah darah kenistaan serta merintih meminta sepenggal pertolongan kepada siapapun yang mungkin bisa mendengarnya. Namun semuanya sia-sia, sementara waktu terus berlalu dan usia semakin memakan sisa hidupku seperti rayap yang menggerogoti bongkahan kayu lapuk, meski lambat namun pasti. Tak ada yang bisa kuperbuat. Aku hanya terdiam dan memandanginya meski sakit kurasakan. Meski perih kuderita. Tapi sekali lagi aku tak bisa berbuat apa-apa. Ia telah mempermainkanku dalam permainan yang aku sendiri tak pernah tahu apa gerangan? Ia menjebakku dalam kehidupan yang tidak seharusnya aku jalani. Dan bodohnya, aku hanya bisa menatap sayu atas apa yang sedang terjadi padaku. Semakin dalam penderitaan ini. Semakin terjal jua jurang kehidupan kelam yang harus aku jalani. Serta semakin berbatu dan berliku jalan yang harus kutempuh. Aku sadar bahwa aku semakin jauh terjerumus kedalamnya. Setiap kali aku mencoba kembali, bayangan hitam selalu menghalangiku, menghalangi pandangan dan penglihatanku. Menghalangi setiap langkahku seolah-olah dia tidak mau aku kembali.

0 Comments:
Post a Comment
<< Home