Selamat datang di Blog Gw...

Sunday, April 22, 2007

Rahasia Hati (2)

Kawan…

Jika saat ini kau bisa merasakan suasana hati ini, tapi aku yakin kau pun bisa merasakannya. Hujan diluar sana menghantarkan suara kedamaian yang telah lama aku cari. Irama airnya yang bersenandung lirih mengingatkanku akan kenangan masa kecil yang harus kutinggalkan demi sebuha hidup yang maha panjang. Angin dinginnya yang menusuk mengingatkanku akan kenangan kesendirianku dalam menapaki kehidupan ini. Aku termenung dan membayangkan kala itu. Kupandangi tembok bercat kuning itu seolah mencoba mengingat kembali masa-masa yang telah kulalui dengan segala rintangan dan halangan yang ada. Ah…seandainya aku mempunyai kuasa yang besar atas segala yang ada didunia ini, aku menginginkan yang terbaik dalam hidup ini. Tak perlu menjalani kehidupan hina seperti ini. Kehidupan yang tidak pernah bisa diterima oleh siapapun meski dengan dalih apapun, dan aku menyadari sepenuhnya atas semuanya.

Kadang aku berfikir picik atas apa yang kujalani saat ini. Aku berharap besar Allah akan mengampuniku atas semua yang kulakukan. Terkadang aku berfikir naif dengan menginginkan sejuta ampunan atas kesalahan terbesarku kepada-Nya. Dan tak jarang pula aku berkhayal bahwa semuanya hanyalah sebuah proses dimana akau harus menjalani kehidupan. Tapi setelah aku berfikir panjang, tidak ada proses kehidupan yang disengaja untuk membuat kita malah terjerumus dengan sendirinya. Aku telah menjerumuskan diriku sendiri ke dalam lembah kelam yang jauh dari permukaan bumi yang indah.

Di jurang ini aku malah menikmati kehidupan yang tidak seharusnya. Aku terlena dengan semua keindahan fatamorgana. Kebahagiaan semu dan keindahan maya yang sebenarnya bukanlah hal yang kuinginkan sejak pertama. Kenikmatan sesaat yang membuatku justru malah tak bisa melepaskan diri dari terkaman penghuni jurang yang lain. Aku sudah kehilanyan arah kemana harus melangkahkan kakiku lagi. Sementara kakiku pun sudah tak sanggup untuk melangkah. Aku terhimpit diantara gelapnya kehidupan yang hina dan tercela. Aku hanya bisa meratap dalam relung hati yang tak pernah orang tahu. Senyum ini seolah hanyalah hiasan buta yang dinilai orang indah, padahal hati ini begitu sakit menelan pil pahit kehidupan.

Sekali lagi tak kan ada yang pernah bisa tahu dan mengerti kenapa aku begini. Bahkan aku sendiripun tak pernah tahu kenapa aku harus terjebak dengan semua keadaan ini. Yang kutahu, ketika mulai kusadari semuanya telah terjadi. Aku telah terlanjur terjerumus tanpa bisa ku mengingat dari mana aku datang dan kemana kau harus menembus jalan keluar.

Kawan…

Seandainya kau tahu disini gelap sekali. Aku kedinginan dan tak bisa mencari hangatnya sinar mentari itu. Semuanya sudah terlambat meski mungkin masih ada sedikit harapan untukku. Aku ingin memperbaiki semuanya, namun hati ini ragu apakah aku sanggup melakukannya. Semuanya seolah hanyalah sebuah khayalan yang tak ada wujudnya. Keinginan yang kerap kali muncul harus dengan rela sirna karena ketidak berdayaanku. Aku tak bisa leluasa bernafas. Aku sesak kawan…dan kau tak pernah tahu akan penderitaanku disini. Yang kau tahu aku hanya tersenyum bahagia bersamamu. Meski sebenarnya jauh dilubuk hati ini aku sakit harus mengiris hatiku sendiri dengan kehidupan yang hina ini.

Aku harus bersembunyi disisi lain kehidupan kalian. Aku mencoba menipu kalian dengan kehidupan yang penuh dengan bayang-bayang kebohongan. Tapi demi Allah kawan…tak sedikitpun aku mencoba membohongi kalian atas apa yang sedang terjadi. Aku hanya ingin menjalani kehidupan ini selayaknya yang lain. Tidak ada beban kehidupan yang harus aku tanggung. Beban kehidupan yang lain dan tak pernah kalian bayangkan sebelumnya. Bersama kalian aku berusaha mencoba untuk bisa tegar berdiri meski aku harus merasakan kesakitan diantara sendi dan lutut kakiku. Aku berusaha tersenyum bersama kalian meski tak pernah tahu entah sampai kapan.

Naif memang ketika aku merenung akan semuanya. Aku membohongi kehidupan kalian atas keegoanku untuk bisa hidup selayaknya yang lain. Tapi aku tak pernah berfikiran buruk kawan. Aku hanya ingin menjadi seseorang yang bisa menjalani hidup ini dengan kalian. Menjalani sisa hidup ini bersama kawan-kawanku yang tak pernah membedakan akan ini dan itu. Tidak pernah menilai dari materi, fisik dan sebagainya.

Kawan…

Begitu banyak kisah hidup yang ingin kubagi dengan kalian. Begitu panjang sejarah kehidupan yang ingin ku ceritakan kepada kalian. Tapi aku tak bisa kawan…aku tak bisa. Lebih parahnya lagi aku harus rela kehilangan wanita yang kucintai dan kusayangi hanya karena keadaan seperti ini. Wanita yang telah memberikanku harapan untuk bisa bangkit kembali dari keterpurukanku. Wanita yang telah menjadi harapanku untuk bisa memberikanku semangat untuk bisa keluar dari semua yang sedang kuhadapi.

Aku harus rela dan ikhlas melepaskannya menuju sesuatu yang lebih baik. Aku harus rela melepaskan keegoanku demi orang yang kusayangi dan kucintai. Aku harus menerima kenyataan pahit atas kehidupanku untuk kesekian kalinya. Meski aku sempat kehilangan arah dan semakin tersungkur ke dalam lubang gelap itu. Karena aku menyadari bahwa kehidupannya bisa jauh lebih baik bersama orang lain dibandingkan dengan diri ini. Walau aku harus mendapat marah dan murka orang-orang disekelilingku atas apa yang aku lakukan. Tapi aku tak perduli kawan…sebab mereka tak pernah tahu alasan mengapa aku ikhlas melepaskan dirinya.

Biarlah aku menjadi buruk dimata kawanku yang lain, tapi aku tidak mengorbankan masa depan orang yang kucintai dan kusayangi. Mereka tak pernah akan mengerti apa yang sedang terjadi. Sebab akupun tak mau mereka tahu. Sedih memang, tapi inilah kehidupan. Aku sadar betul dengan konsekuensi semuanya.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home