Selamat datang di Blog Gw...

Sunday, April 22, 2007

Rahasia Hati (3)

Dalam kehidupan akan selalu terjadi perputaran atas dua hal yang saling bertolak belakang. Akan ada yang dicintai dan dikhianati, akan ada yang disayangi dan dibenci, akan ada yang datang dan pergi selayaknya siang maka akan ada malam, begitu seterusnya. Dan aku faham akan semua itu. Segala sesuatu didunia ini hanyalah fana. Segala kesempurnaan hidup takkan pernah ada. Segala rancangan kehidupan takkan pernah berjalan sesuai dengan keinginan kita. Segala keindahan akan sirna bersama waktu yang terus berjalan. Tak akan pernah ada yang abadi. Keindahan juga adalah hal yang tidak mutlak, kecantikan dan ketampanan hanyalah hiasan kecil dari sejuta sifat manusia yang ada. Ada sejuta hal lain yang dimiliki manusia yang bisa lebih baik atau bahkan lebih buruk dari semua itu.

Meski terkadang sering aku berfikir dalam keheningan malam, apa sebenarnya hakikat kehidupan dan apa yang sebenarnya dicari manusia didunia ini. Hakikat kehidupan yang sungguh sukar untuk dicari. Setiap orang mempunyai hakikat kehidupan yang berbeda antara satu dan lainnya. Meski pada akhirnya akan berujung pada satu tujuan, yakni Allah sebagai pencipta dan penguasa yang telah memberikan kesempatan yang luas kepada manusia untuk melakukan apa yang dikehendakinya. Tapi terkadang kita seringkali berlebihan dalam menggunakan kebebasan yang diberikan oleh-Nya. Kita menjadi egois dengan menyalahartikan kesempatan itu untuk hal-hal yang malah tidak sepantasnya. Seperti halnya diri ini yang malah menjerumuskan diriku ke dalam perbuatan nista yang penuh dengan lumpur dan kotoran yang busuk. Seperti diri ini yang telah menjatuhkan hidupku sendiri ketengah samudera kehidupan yang hitam dan pekat, dan aku malah memilih perahu kehidupan yang luarnya indah namun tak berisi apa-apa. Sementara perahu yang kusam dan tak menarik aku tinggalkan serta tak pernah aku lirik sama sekali. Padahal didalamnya terdapat sejuta kebaikan dan isi yang tak terkira sebagai bekalku mengarungi kehidupan yang maha panjang.

Sekali lagi aku harus lengah dan meratapi penyesalan yang tak berkesudahan. Penyesalan yang tak pernah ada artinya. Aku ingin kembali tapi apakah mungkin perahu itu masih menungguku dipelabuhan sana. Aku tak yakin dengan keputusan ini. Seandainya ada pelabuhan singgah kedua yang lebih baik, yang bisa menghantarkanku ke jalan yang memberikan kebaikan, akan aku tinggalkan perahu yang penuh dengan kebohongan ini. Aku merindukannya.

Tapi laut ini begitu luas kawan…aku tak pernah tahu kapan bisa sampai ketepian sana. Ada sejuta manusia yang juga ikut terjebak ditengah samudera ini. Setiap saat ada saja orang baru yang terjebak oleh manisnya dan indahnya kehidupan semu. Ada yang berusaha lari dan mencoba mencari arah angin untuk bisa kembali, tapi mereka terhempas oleh yang lainnya. Ada yang tenang dan senang berada di tengah samudera ini, meski mereka tahu betul bahwa hidup ditengah samudera yang asing tidak lebih menyenangkan dibanding hidup ditengah hutan tak berpenghuni.

Sering aku merenung dan berkhayal ketika mata hendak menutup kelopaknya. Seandainya aku terbangun dipagi hari, aku berharap telah berada di tepian. Menjadi orang yang baru dengan masa depan yang baru. Sering aku berharap berada disamudera lainnya bersama orang-orang yang lebih baik. Tapi semuanya hanyalah angan yang berlebihan. Karena aku sadari bahwa kehidupan ini nyata dan telah aku jalani. Tidak mudah bagiku untuk mengakhiri kisah ini sebagaimana sinetron lepas yang bisa setiap saat selesai episodenya.

Aku terombang ambing ditengah ketidakpastian ini. Ombak kehidupan ini mulai memuakan. Aku semakin tidak bisa menahan diriku. Seandainya mungkin meminta mati tidaklah dilarang oleh-Nya, mungkin itulah jalan terbaik yang akan aku tempuh untuk bisa menebus semuanya. Seandainya kematian tidaklah menyakitnkan, akan aku lalui proses itu sendirian. Dan seandainya kematian adalah akhir dari sebuah perjalanan panjang ini, ingin sekali aku mendatanginya. Tapi aku tahu betul bahwa kesemuanya itu hanyalah sia-sia dan bukan akhir dari semuanya. Akan ada kehidupan yang jauh lebih pahit dan menyakitkan menungguku didepan sana jika aku harus mengambil tindakan bodoh untuk kedua kalinya. Tapi aku sudah tak sanggup kawan…semuanya benar-benar fatamorgana. Semua hanya bisa menertawakan kebodohanku. Semua hanya bisa tersenyum sinis menatap kehidupanku yang hina dan kotor. Tak ada yang bisa menerima diri ini dengan tulus. Tak satupun yang mampu mengerti mengapa ku begini. Tak ada seorangpun.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home